Selasa, 23 Juli 2013

Persahabatan 3 Pinguin



Selasa, 25 Juni 2013

Praktikum Kadar Air metode Destilasi

destilasi yuuu

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pendahuluan
Air merupakan suatu konstituen (bahan) dari beberapa bahan pangan. Air berada dalam bentuk intraselluler atau merupakan ekstraselluler dalam sayur- sayuran dan produk hewani. Air juga merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan hidup lainnya yakni makanan. Kebutuhan akan pangan menuntut tersedianya makanan yang cukup untuk memenuhi hidup. Oleh karena itu, keperluan akan masa simpan sangatlah penting. Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut.
Penetapan kadar air dapat ditentukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah metode destilasi. Metode destilasi digunakan untuk menganalisis bahan pangan yang mengandung senyawa volatil, misalnya rempah- rempah dan tanaman herbal. Prinsip dari metode ini adalah mencampur sampel dengan pelarut yang bersifat immicible (toluene dan xylene). Pelarut juga harus memiliki berat jenis lebih rendah dari air, sehingga air akan berada dibawah.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui cara menghitung kadar air dengan metode destilasi.
2.      Mengetahui kadar air dalam sampel (bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, dan kencur).
3.      Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kadar air dalam bahan pangan.






















BAB II
TINJAUAN  PUSTAKA

2.1 Air dalam Bahan Pangan (tipe- tipe air).
           Air merupakan zat atau materi atau unsur yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimia organisme hidup. Selain digunakan untuk keperluan proses biokimia, air terdapat pada setiap bahan yang biasa disebut kadar air (Astuti, 2007).
           Menurut Sudarmadji (2010), air dalam bahan pangan ada 3 yaitu :
1.      Air bebas, terdapat dalam ruang- ruang antar sel dan intergranular dan pori- pori yang terdapat dalam bahan.
2.      Air terikat secara lemah, karena terserap (teradsorbsi) pada permukaan koloid makromolekuler seperti pectin, protein, pati, selulosa, salain itu air juga teradsorbsi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut zat- zat yang ada dalam sel.
3.      Air dalam keadaan terikat kuat, yaitu membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik sehingga relatif sukar diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada 00F.


2.2 Metode Analisis Kadar Air Metode Destilasi.
           Metode ini digunakan untuk bahan yang mengandung senyawa volatil (bunga cengkeh, kenanga, akar wangi, bahan jamu tradisional) dan mengandung lemak. Prinsipnya air dalam bahan disuling dengan menggunakan pelarut organik, berat jenis air lebih besar daripada berat jenis pelarut, sehingga air ada dilapisan bawah dan bias dibaca volumenya (Widjanarko, 1996).
           Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air dan tidak dapat dicampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah dari pada air, zat kimia yang dapat digunakan antara lain toluene, xylene, benzene, tetrakhloretin dan xylol (Winarno, 2004).














BAB III
ALAT, BAHAN DAN METODE KERJA

3.1  Alat
Alat- alat yang digunakan adalah mortar- martil, parut, timbangan analitik, spatula kecil, Erlenmeyer 250 ml, hot plate, pendingin balik, sarung tangan, gelas ukur, sterling- bidwell.

3.2 Bahan
     Bahan- bahan yang digunakan adalah bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kencur dan pelarut toluene.

3.1 Metode Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menghancurkan sampel dan menimbangnya ±5 gram.
3.      Memindahkan sampel ke Erlenmeyer 250 ml.
4.      Menambahkan pelarut toluene 50 ml ke Erlenmeyer.
5.      Mendidihkan sampel di hot plate dan menunggu ±10 menit setelah mendidih.
6.      Membaca volume air dengan gelas ukur.
7.      Menghitung kadar air dengan rumus
KA (%) =  Volume Air        x 100%
                  Berat bahan (gr)


BAB IV
HASIL PENGAMATAN  DAN  PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan.
     Tabel.1 Pengamatn kadar air
    
Sampel
Berat bahan (gr)
Volume air (ml)
Kadar Air (%)
Bawang merah
5.048
1,2
23,77
Bawang putih
5,037
2,1
41,69
Jahe
5,140
1,3
25,29
Lengkuas
5,025
1,2
23,88
kencur
5, 041
1,2
23,80

Ø  KA bawang merah (%)        =       vol.air     x 100 %
                                                        Berat bahan
                                                         =     1,2     x 100%  
                                                                5,048

                                                        = 23,77 %

Ø  KA bawang putih(%)           =       vol.air     x 100 %
                                                         Berat bahan

                                                         =      2,1        x 100 %  
                                                                5,048

                                                        = 23,77 %

Ø  KA jahe (%)                        =       vol.air     x 100 %
                                                         Berat bahan 
                                                     =     1,3     x 100 %  
                                                                5,140

                                                   = 25,29 %

Ø  KA lengkuas (%)                =       vol.air     x 100 %
                                                         Berat bahan
                                                        =     1,2     x 100%  
                                                             5,025

                                                    = 23,88 %

Ø  KA kencur(%)                     =       vol.air     x 100 %
                                                         Berat bahan
                                                         =     1,2     x 100%  
                                                                5,041

                                                     = 23,80 %




4.2 Pembahasan
          Berdasarkan tabel pengamatan, dapat diketahui pada sampel bawang merah 5,048 gram didestilasi dengan toluene 50 ml didapatkan volume air sebanyak 1,2 ml, sehingga mendapatkan kadar air sebesar 23,77%. Pada dasarnya bawang merah banyak mengandung air, tetapi dalam praktikum ini bawang merah memiliki kadar air terendah. Hal ini dikarenakan kualitas sampel yang sudah lama, sehingga bawang merah bersifat kering(kadar air sedikit). Sebaliknya, pada bawang putih 5,037 gram menghasilkan kadar air sebesar 41,69%, tertinggi dari sampel lain, karena pada proses penghancuran bawang putih menggunakan mortar- martil bukan parut, sehingga kadar air masih banyak terkandung dalam bawang putih.
        Pada sampel jahe 5,140 gram didapatkan kadar air 25,29%. Kadar air jahe lebih tinggi dari lengkuas. Pada sampel lengkuas 5,025 gram, didapatkan kadar air 23,88%. Jumlah kadar air lengkuas lebih tinggi dari bawang merah, karena lengkuas mengandung ekstrak etil asetat yang dapat meningkatkan volume air.
        Lengkuas mengandung senyawa anti jamur yang terdiri dari kandungan air rimpang segar 75% sehingga dalam 2-3 cm lengkuas mengandung 18-25% kadar air (Sukarman, 2005).
        Sampel yang terakhir menggunakan 5,041 gram kencur, mendapatkan kadar air 23,80%. Kadar air dalam jahe dan kencur yang didapat tidak maksimal, karena pada proses destilasi, penutupan erlenmeyer kurang rapat, sehingga air sedikit menguap. Jumlah sampel juga terlalu sedikit, sehingga volume air tidak terbaca. Pada praktikum ini, menggunakan pelarut toluene. Hal ini dikarenakan pada metode destilasi harus menggunakan pelarut yang mempunyai titik didih lebih tinggidari air. Titik didih pelarut toluene yaitu 110,6 0C.
        Pada metode destilasi harus menggunakan pelarut yang immicible(tidak dapat bercampur)dengan air yaitu toluene yang mempunyai massa jenis lebih ringan dari pada air dan mempunyai titik didih lebih besar dari pada air (Sudarmadji, 2010).
        Faktor- faktor yang memengaruhi kadar air bahan pangan diantaranya adalah daya simpan bahan, jenis air yang terkandung (air terikat dan air bebas), kadar air basis basah dan kadar air basis kering, aktivitas air, kelembaban mutlak dan kelembaban relatif, serta sifat fisik dari bahan (Gunarif, 1998).
        Teknis dalam proses destilasi juga mempengaruhi, misalnya waktu pendidihan dan jumlah pelarut yang digunakan. Pada saat praktikum waktu yang digunakan 10 menit setelah mendidih, padahal seharusnya waktu pemanasan itu sampai air tidak menetes lagi. Jumlah pelarut yang digunakan juga seharusnya 100ml, tetapi pada praktikum ini hanya menggunakan pelarut sebanyak 50ml, sehingga hasil tidak maksimal.

































BAB V
KESIMPULAN

     Pada praktikum penetapan kadar air metode destilasi dapat disimpulkan, bahwa :
1.      Metode destilasi harus menggunakan pelarut yang tidak dapat bercampur dengan air (immicible) dan mempunyai titik didih lebih tinggi dari air.
2.      Kadar air tertinggi ada pada sampel bawang putih (41,69%) dan terendah sampel bawang merah (23,77%).
3.      Faktor- faktor yang mempengaruhi kadar air bahan pangan adalah daya simpan bahan, jenis air dalam bahan pangan, basis kadar air, aktivitas air, kelembaban dan sifat fisik bahan.

























DAFTAR  PUSTAKA

Astuti.2007. Pengukuran Kadar Air. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Taib, Gunarif. 1998. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta : PT Mediyatama Sarana Perkasa.
Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty.
Sukarman. 2005. Viabilitas dua klon jahe besar pada cara penyimpanan yang berbeda. Jurnal Ilmiah Pertanian.G.A- kuryoku.
Widjarnako, S.B. 1996. Analisis Hasil Pertanian Jilid 1. Malang : THP-FP-UB.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.